Minggu, 28 Desember 2014

Perang Soviet - Afghanistan (Akhir)


Pemberontakan Afghanistan

Pertengahan tahun 1980, Pergerakan Perlawanan Afganistan mau menerima bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Republik Rakyat Cina, Arab Saudi, Pakistan, dan lain-lain. Jadi, gerilyawan Afganistan telah dilengkapi dengan senjata dan dana, kebanyakan gerilyawan itu telah dilatih oleh Amerika Serikat dan Pakistan. Amerika Serikat melihat konflik di Afganistan adalah bagian dari perjuangan Perang Dingin, dan CIA menyediakan bantuan untuk pasukan Anti-Soviet melalui ISI Pakistan, dalam program yang disebut Operasi Taufan.

Pergerakan yang sama terjadi di dunia Muslim, membawa kesatuan yang dipanggil Arab Afganistan (dikatakan oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan sebagai "pejuang kebebasan"), pejuang luar negeri direkruit dari Dunia Muslim untuk melaksanakan jihad melawan komunis. Dicatat kalau di antara mereka, ada seorang anak muda Arab Saudi bernama Osama bin Laden, dimana grup Arab ang ikut dalam Al-Qaeda. Pemerintah Amerika Serikat mempertahankan bantuannya kepada Mujahidin, dan parsitipasi Osama Bin Laden dalam konflik ini tidak ikut dalam program CIA. Program Amerika Serikat membuat sistem keuangan yang mirip muncul di Dunia Muslim Arab. Donasi Amerika Serikat adalah FIM-92 Stinger, misil anti serangan udara systems, yang meningkatkan jumlah kehilangan pesawat Uni Soviet. Namun, banyak komandan lapangan, termasuk Ahmad Shah Massoud, menyatakan kalau dampaknya lebih besar. Juga, saat para pemberontak dapat menembak pendaratan pesawat dan lepas landasnya pesawat dari lapangan udara, anti misil Flare, keefesiennya terbatas.



Pemimpin Mujahidin memperhatikan operasi sabotase. Banyak sekali aksi-aksi sabotase seperti merusak jalur pipa, merusak stasiun radio, mengebom kantor pemerintah, hotel, bioskop, dan lain-lain. Dari tahun 1985 sampai 1987, lebih dari 1800 aksi terorisme terjadi. Di daerah perbatasan dengan Pakistan, Mujahidin menembakan 800 roket setiap hari. Di antara April 1985 dan Januari 1987, mereka membawa lebih dari 23.500 serangan amunisi dan dengan target pemerintah. Mujahidin menyelidiki posisi penembakan dimana mereka normalnya berlokasi di dekat desa sampai jarak dari pos artileri Soviet. Mereka menaruh orang-orang pedesaan dalam bahaya kematian karena pembalasan dendam Soviet. Mujahidin menggunakan ranjau darat secara besar-besaran, mereka akan memperoleh layanan dari penduduk lokal dan termasuk anak-anak.


Mereka juga berkonsentrasi dalam menghancurkan jembatan, menutup jalan, menghancurkan konvoy, mengganggu jaringan listrik dan industri, dan menyerang pos polisi dan instalasi militer Soviet dan lapangan udara. Mereka membunuh pejabat negeri dan anggota Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Mereka menyerang pos kecil. Pada Maret 1982, sebuah bom meledak di departemen pendidikan, menghancurkan beberapa bangunan. Di bulan yang sama, sebuah kekuatan besar gagal menggelapkan Kabul saat menara tinggi di pusat listrik Naghlu meledak. Pada Juni 1982, sekitar 1.000 anggota partai muda dikirim untuk bekerja di lembah Panjshir dimana mereka disergap sekitar 20 mil dari Kabul, dengan besarnya jiwa yang hilang. Pada tanggal 4 September 1985, pemberontak menembak sebuah pesawat domestik Bakhtar Airlanes saat pesawat itu lepas landas dari Bandara Kandahar, membunuh 52 orang yang naik di pesawat tersebut.

Grup Mujahidin mempunyai sekitar 3 sampai 5 anggota per grup. Setelah mereka menerima misi untuk membunuh seorang anggota pemerintah, mereka mempersibuk diri mereka dengan mempelajari latar belakang kehidupannya dan memilih hal untuk menyelesaikan misi mereka. Mereka mencoba menembak mobilm menaruh ranjau di rumah-rumah atau beberapa tempat, menggunakan racun, atau menggunakan bahan peledak di sarana transportasi. ISI Pakistan dan SSG ikut aktif dalam keikutsertaannya dalam konflik ini dalam kooperasi dengan CIA yang mendukung perlawanan mujahidin terhadap Uni Soviet.

Pada bulan Mei tahun 1985, 7 pemimpin organisasi pemberontakan membentuk Persekutuan 7 Mujahidin untuk mengkoordinasi operasi militer mereka terhadap pasukan Uni Soviet. Pada tahun 1985, grup ini aktif di dan di sekitar Kabul, menembakan serangan roket dan membuat operasi melawan pemerintahan komunis. Pada pertengahan tahun 1987, Uni Soviet mengumumkan bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya.

Sibghatullah Mojaddedi dipilih sebagai kepala pemerintahan sementara Afganistan, dengan tujuan untuk menegaskan kembali legistimasinya melawan rezim Kabul yang disponsori Moskwa. Mojaddedi, sebagai kepala pemerintah sementara Afganistan, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat George H.W. Bush, memperoleh kemenangan diplomatik untuk perlawanan Afganistan. Ditaklukannya pemerintah Kabul adalah solusi mereka untuk perdamaian. Kepercayaan ini, ditajamkan oleh rasa tidak percaya PBB, pada hakekatnya dijamin penolakan mereka untuk menerima kompromi politik.

Keterlibatan Dunia Internasional dan Bantuan Terhadap Pemberontakan Afghanistan




Daerah tempat tiap kelompok mujahidin yang berbeda beroperasi tahun 1985.

Distribusi pasukan Soviet di Afganistan menghalangi keinginan Pakistan untuk mendominasi Afganistan. Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter telah menerima bahwa agresi Soviet tidak bisa dilihat sebagai kejadian yang terisolasi, tapi harus ditangani seperti peringatan di daerah Teluk Persia. Setelah distribusi pasukan Soviet, Jendral diktator militer Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq memulai menerima bantuan finansial dari kekuatan barat untuk membantu Mujahidin. Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi menjadi kontributor finansial kepada Jendral Zia, dimana sebagai pemimpin dari Negara yang bertetangga dengan Afganistan, membantu dengan membuat pemberontak Afganistan dilatih dengan baik dan memiliki dana yang cukup.

ISI Pakistan dan SSG menjadi lebih aktif ikut serta dalam konflik dengan Uni Soviet. Setelah Ronald Reagan menjadi Presiden Amerika Serikat tahun 1981, bantuan terhadap Mujahidin melalu Jendral Zia meningkat. Untuk pembalasan dendam, KHAD, di bawah pemimpin Afganistan Mohammad Najibullah, mengirim (menurut Mitrokhin dan sumber lainnya) operasi yang besar melawan Pakistan, dimana juga menderita karena pemasukan senjata dan obat dari Afganistan. Pada tahun 1980, sebagai negara garis depan dalam perlawanan anti-Soviet, Pakistan menerima bantuan dari Amerika Serikat dan mengambil jutaan pengungsi Afganistan (paling banyak orang Pashtun) melarikan dari dari pendudukan Soviet. Meskipun pengungsi itu mengontrol provinsi terbesar Pakistan, Balochistan, pengungsian dari banyak sekali pengungsi - dipercaya sebagai populasi pengungsi terbesar di Dunia.

Mundurnya Uni Soviet Dari Afghanistan




Pasukan Soviet mundur dari Afghanistan

Korban jiwa, sumber ekonomi, dan kehilangan rumah dirasakan di Uni Soviet dan langsung menimbulkan kritik dari kebijakan pendudukan. Leonid Brezhnev meninggal pada tahun 1982, dan setelah 2 pengganti yang hidup sebentar, Mikhail Gorbachev mengambil alih pemerintahan pada Maret 1985. Saat Gorbachev membuka sisten negara, ini menjadi jelas bahwa Uni Soviet berharap untuk menemukan jalan yang aman untuk mundur dari Afganistan. Pemerintahan Presiden Karmal, yang didirikan tahun 1980 dan diidentifikasikan sebagai rezim boneka sama sekali tidak mempunyai pengaruh. Hal ini melemahkan dengan divisi di dalam Partai Demokrasi Rakyat Afganistan dan faksi Parcham dalam usaha rezim untuk memperluas dukungan untuk mereka terbukti sia-sia.

Moskwa datang untuk memberitahu kepada Karmal atas kegagalan dan menyalahkan dia untuk masalahnya. 1 tahun kemudian, saat Karmal tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsolidasi pemerintahannya telah menjadi nyata, Mikhail Gorbachev, lalu Sekjen Partai Komunis Soviet menyatakan:

“ Alasan utama bahwa tidak ada konsolidasi nasional karena Karmal berharap untuk melanjutkan kekuasaannya di Kabul dengan bantuan kami. ”

Pada bulan November tahun 1986, Mohammad Najibullah, kepala polisi rahasia Afganistan (KHAD), dipilih sebagai presiden dan konstitutional baru digunakan. Dia juga memperkenalkan kebijakan 1987 tentang "rekonsiliasi nasional," dirancang oleh ahli Partai Komunis Uni Soviet, dan nantinya digunakan di daerah lain di dunia. Walaupun pengharapan tinggi, kebijakan baru membuat rezim Kabul lebih populer, maupun meyakinkan pemberontak untuk bernegosiasi dengan pemerintah yang berkuasa.

Negosiasi informal untuk mundurnya Soviet dari Afganistan telah berlangsung sejak tahun 1982. Tahun 1988, pemerintah Pakistan dan Afghanistan, dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet melayani sebagai penjamin, ditandatangani kesetujuan penyelesaian perbedaan yang mereka ketahui sebagai persetujuan Jenewa. PBB mempersiapkan misi spesial untuk mengawasi proses. Dalam jalan ini, Najibullah telah mestabilkan posisi politiknya cukup untuk tandingan pergerakan Moskwa menuju penarikan diri. Pada tanggal 20 Juli 1987, penarikan diri pasukan Soviet dari Afganistan diumumkan. Pengunduran diri pasukan Soviet direncanakan oleh Boris Gromov, yang, pada waktu itu, adalah komandan pasukan ke-40 Uni Soviet.

Di antara hal lain, Persetujuan Jenewa mengidentifikasikan ketidakikutcampuran Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam peristiwa di Pakistan dan Afghanistan dan daftar pengunduran pasukan Soviet. Persetujuan tentang penarikan diri disetujui, dan pada tanggal 15 Februari, 1989, pasukan Soviet yang terakhir meninggalkan Afghanistan.

Kekuatan Uni Soviet

Di antara 25 Desember 1979 dan 15 Februari 1989, terdapat 620.000 tentara yang merupakan tentara Afghanistan (walaupun hanya ada 80.000-104.000 pasukan pada suatu waktu di Afghanistan). 525.000 orang adalah pasukan angkatan darat, 90.000 orang adalah pasukan penjaga perbatasan dan pasukan KGB lainnya, 5.000 dalam formasi bebas atas Pasukan Internal, MVD dan polisi. 21.000 personel adalah dengan persatuan pasukan Soviet dalam periode yang sama melakukan pekerjaan manual.

Dampak

Korban Jiwa




Monumen untuk pasukan Uni Soviet di Afganistan. Kiev, Ukraina.

Jumlah personel yang tidak dapat disembuhkan dari Pasukan Soviet, pasukan perbatasan, dan pasukan penjaga internal mencapai 14.453. Formasi pasukan Soviet, satuan dan elemen bentang kehilangan 13.833, pasukan KGB kehilangan 572, formasi MVD kehilangan 28 dan departemen dan kementrian lainnya kehilangan 20. Selama periode ini 417 tukang reparasi hilang saat beraksi atau ditangkap dan dipenjara; 119 dari mereka nantinya dilepasikan, 97 kembali ke Uni Soviet dan 22 kembali ke Negara lainnya.

Terdapat 469.685 orang yang sakit dan terluka, 53.753 orang atau 11,44%, terluka, atau menderita gegar otak dan 415.932 orang (88,56%) sakit. Sebagian besar dari korban adalah orang yang sakit. Ini disebabkan karena iklim lokal dan kondisi sanitasi, dimana infeksi akut menyebar dengan cepat di antara pasukan. Ada sekitar 115.308 kasus hepatitis, 31.080 kasus thipoid dan 140.665 untuk penyakit lainnya. 11.654 pasukan berhenti sebagai tentara setelah terluka, terkena penyakit serius, 92%, atau 10.751 orang menjadi cacat.

Kerugian material sebagai berikut:
118 pesawat tempur
333 helikopter
147 tank
1.314 IFV/APC
433 artileri dan mortir
1.138 radio dan mobil komando
510 mobil engineering
11.369 truk and tanker minyak

Kerusakan Terhadap Afghanistan
Kerusakan yang terjadi di Afghanistan sangat menghebohkan. Lebih dari 1 juta orang Afghanistan terbunuh. 5 juta orang Afghanistan mengungsi ke Pakistan dan Iran, dan itu adalah 1/3 dari populasi Afghanistan sebelum perang. 2 juta orang Afghanistan lainnya dipaksa oleh perang untuk bermigrasi dari Afghanistan. Pada tahun 1980, 1 dari 2 pengungsi di dunia adalah orang Afghanistan.




Truk Uni Soviet yang masih tersisa di Kandahar, Afganistan, 2002.

Sistem irigasi, yang kritis terhadap negara gersang seperti Afghanistan telah dihancurkan oleh pengeboman dan penembakan. Pada tahun terburuk perang, 1985, menurut survey, lebih dari 1/2 dari semua petani yang masih di Afghanistan mendapati sawah mereka dibom, dan lebih dari 1/4 sistem irigas mereka dihancurkan dan peternakan mereka ditembak oleh Soviet atau pasukan komunis Afghanistan.

Kota yang paling padat penduduknya kedua di Afghanistan, Kandahar, telah menurun populasinya, dari 200.000 jiwa sebelum perang menjadi 25.000 orang, hal ini disebabkan oleh kampanye pemboman oleh Soviet tahun 1987. Ranjau darat telah membunuh 25.000 orang Afganistan selama perang dan 10-15 juta ranjau darat lainnya menyebar di pedesaan.

Dampak Ideologi
Islamis yang bertempur juga dipercaya bahwa mereka bertanggung jawab untuk jatuhnya Uni Soviet. Contohnya Osama bin Laden yang dihargai untuk "jatuhnya Uni Soviet ... pergi pada Tuhan dan mujahidin di Afganistan ... Amerika Serikat tidak memiliki peran yang dapat disebutkan," tetapi "jatuhnya Uni Soviet menyebabkan Amerika Serikat lebih angkuh dan sombong."

Perang Saudara Afghanistan (1989-1992)




Dua tank yang ditinggalkan Uni Soviet ketika mundur meninggalkan Afghanistan.


Perang saudara terus berlanjut di Afganistan setelah Soviet mundur dari Afganistan. Uni Soviet meninggalkan Afganistan di musim dingin dengan kepanikan di antara orang-orang di Kabul. Mujahidin Afganistan dengan sikap tenang menyerang kota-kota provinsi dan bahkan Kabul jika perlu.
Rezim Najibullah, meski gagal memperoleh bantuan, wilayah, atau pengakuan internasional, tetap berkuasa hingga tahun 1992. Kabul telah mencapai gencatan senjata yang membuka kelemahan Mujahidin, politik dan militer. Setelah hampir 3 tahun, Pemerintah Najibullah sukses mempertahankan dirinya dari serangan Mujahidin; faksi dalam pemerintahan telah mengembangkan koneksi dengan musuhnya. Menurut wartawan Rusia Andrey Karaulov, alasan utama kenapa Najibullah kehilangan kekuasaan adalah penolakan Rusia untuk menjual produk minyak kepada Afghanistan karena alasan politik. (Pemerintah Rusia yang baru tidak membantu komunis) dan berhasil menggerakan blokade.
Pengkhianatan Jendral Abdul Rashid Dostam dan milisi Uzbek pada Maret 1992, dengan serius merusak kontrol Najibullah terhadap negara tersebut. Pada bulan April, Kabul pada akhirnya jatuh ke tangan Mujahidin karena faksi di dalam pemerintahan akhirnya berpisahan.
Najibullah kehilangan kontrol internal dengan segera dia mengumumkan kemauannya, pada tanggal 18 Maret, untuk berhenti agar membuat jalan untuk pemerintahan yang netral untuk sementara. Ironisnya, sampai mengacaukan oleh peninggalan pemimpin seniornya, pasukan Afghanistan telah mencapai level tertinggi prestasinya yang tidak pernah dicapai saat diarahkan oleh pengawasan Soviet.
Selama mundurnya pasukan Soviet dari Afghanistan, tempat penambangan gas alam Afghanistan disumbat untuk menghindari sabotase. Restorasi produksi gas telah terhambat oleh percekcokan internal dan kekacauan hubungan perdagangan tradisional.
sumber : http://id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.