Tawanan Rusia yang ditangkap di dekat Vyazma, Oktober 1941. Dari sekitar total 5,3 juta Tentara Merah yang ditawan oleh Jerman dalam Perang Dunia II, kebanyakannya "digaruk" dalam periode tahun 1941-1942, dan hanya 2,5 juta diantaranya yang mampu bertahan hidup sampai dengan saat pembebasan mereka di tahun 1945! Banyaknya jumlah kematian ini diakibatkan oleh berbagai faktor: perlakuan kejam penjaga Jerman, kurangnya jatah makanan yang disediakan, kondisi kamp yang menyedihkan dan, dalam sejumlah kasus, pembunuhan disengaja sebagai bagian dari metode teror Nasional-Sosialis terhadap orang-orang yang dianggap sebagai "Untermenschen"
Para prajurit Rusia sedang digiring menuju ke kamp tawanan perang Jerman di tahun 1941. Banyak dari para prajurit ini yang dibebaskan di akhir perang pada tahun 1945 mendapati bahwa mereka tidak disambut sebagai pahlawan oleh pemerintahan komunis di kampung halaman melainkan dianggap sebagai "pengkhianat" yang mempertontonkan kepengecutan di hadapan musuh! Orang-orang malang ini kemudian dikirim ke gulag Siberia dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya sebagai pekerja paksa disana sebelum akhirnya diasimilasi
Bagi para prajurit Wehrmacht yang tiba di seberang timur sungai Volga akhir musim panas 1942, kemenangan tampaknya sudah berada di depan mata. Dua foto ini memperlihatkan ribuan tawanan Soviet yang berhasil digaruk dalam gerak maju pasukan Jerman. Mereka digiring menuju kamp penahanan sementara di garis belakang yang hanya beralaskan tanah tanpa atap serta dipagari oleh kawat berduri di sekelilingnya. Hanya sedikit air dan makanan yang disediakan, dan fasilitas sanitasi sama sekali tidak ada sehingga para tawanan malang tersebut buang air besar dan kecil di sembarang tempat! Takdir para prajurit Rusia yang tertangkap ini sudah bisa dipastikan: hampir semuanya akan dipaksa bekerja berat di kamp tawanan atau kelaparan sampai mati, itu pun kalau mereka tidak dieksekusi. Tawanan perempuan sangatlah jarang ditemui. Bertentangan dengan mitos yang populer pada saat itu, tidak ada unit infanteri Soviet yang anggotanya seluruhnya wanita. Sebagian besar wanita Rusia bertugas sebagai operator komunikasi, petugas medis, pengatur lalulintas, dan pegawai administrasi. Hanya sedikit jumlahnya yang bertugas sebagai pasukan tempur, utamanya sebagai sniper serta awak tank dan artileri
15 Juli 1941: Seorang tawanan Soviet (yang tampaknya adalah keturunan Asia) sedang diperiksa mulutnya oleh SS-Obersturmbannführer Karl Brandt (Hitlers Begleitarzt) tak lama setelah dimulainya Operasi Barbarossa. Foto oleh Walter Frentz. Para ilmuwan SS dan ahli rasial Jerman lainnya sangat tertarik dalam mengklasifikasikan tipe ras yang berbeda-beda di Timur demi mencari contoh ras yang cocok untuk di-Jermanisasi
Patroli Jerman memergoki tentara Soviet yang menyamar sebagai warga sipil di Kiev bulan September 1941. Hampir pasti hukuman untuk kegiatan mata-mata seperti ini adalah mati! Tapi disini kita melihat sang tawanan (yang babak belur) berjalan dengan tegap menuju ke kematiannya, seakan menunjukkan bahwa dia tidak gentar akan apapun yang terjadi
Sekelompok Panzergrenadier ikut menumpang sebuah Sturmgeschütz III 7.5cm tak lama setelah berhasil merebut sebagian wilayah tengah kota Stalingrad dari pasukan Rusia, awal Oktober 1942. Di pinggir jalan para tawanan Soviet digiring ke arah depan untuk membersihkan puing-puing, menguburkan mayat tentara yang terbunuh, serta menyingkirkan ranjau dan jebakan yang masih tersisa. Kota ini tertutupi oleh debu yang berasal dari tanah yang terkoyak oleh ledakan serta sisa reruntuhan gedung yang hancur. Ketika hujan tiba, tanah serupa ini akan berubah menjadi kubangan lumpur yang memberikan kesulitan tambahan bagi kedua belah pihak yang bertempur
Foto dramatis yang memperlihatkan seorang "anak resimen" Rusia dengan campuran ekspresi kosong serta takut saat akan ditangkap oleh pasukan Jerman, tak lama setelah berhentinya sebuah pertempuran di medan perang Kursk bulan Juli 1943. Dia sendiri terluka cukup parah yang terlihat dari darah yang bersimbah di wajahnya. Tampak di latar belakang rekannya yang sudah tergeletak tak bernyawa
Tawanan tentara Merah yang menyerahkan diri dalam pertempuran di danau Ladoga bulan September 1943. Di foto atas kita dapat melihat di latar belakang sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger dari schwere Panzer-Abteilung 502 yang ikut berpartisisapi dalam pertempuran tersebut
"Tetap rendahkan kepalamu!" seorang tentara Jerman memberi perintah kepada sekelompok prajurit Soviet yang menyerahkan diri dalam pertempuran Volkhov (Wolschow) di dekat danau Ladoga (Leningrad) bulan Juli 1943. Foto ini diambil oleh SS-Kriegsberichter Wisniewski
Para tawanan perang Rusia yang ditawan oleh Pionier-Brücken-Bataillon 699 (Batalyon Zeni Jembatan 699). Sesuai dengan namanya, unit ini mempunyai tugas utama sebagai pembuat jembatan ponton demi memuluskan gerak maju pasukan utama, walaupun kadangkala kondisi di lapangan "memaksa" mereka untuk turun bertempur layaknya unit infanteri biasa. Pionier-Brücken-Bataillon 699 mempunyai kekuatan empat kompi dan merupakan hasil upgrade dari Brückenbau-Bataillon 699 (23 September 1943). Dia tidaklah menjadi bagian dari sebuah divisi melainkan unit yang lebih besar: 1. Armee di tahun 1939, 17. Armee di tahun 1941, 1. Panzerarmee di tahun 1942, balik lagi ke 17. Armee di tahun 1943, dan menjadi bagian dari Heeresgruppe Süd di tahun 1944-1945
Sumber :
Buku "The Face of Courage: The 98 Men Who Received the Knight's Cross and the Close-Combat Clasp in Gold" karya Florian Berger
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Buku "World War II in Photographs" terbitan Carlton Book
Foto koleksi pribadi Ron R.
www.antikmarkt24.com
www.commons.wikimedia.org
www.sammler.ru
www.wehrmacht-awards.com
www.zonecenter.ru
http://alifrafikkhan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.