Tank-tank Uni Soviet saat berada di ibukota Hungaria
Hungaria (Hungary) adalah nama untuk sebuah negara di Eropa Timur yang terkenal karena wilayahnya dilewati oleh Sungai Danube. Di masa lalu, Hungaria - layaknya mayoritas negara Eropa Timur lainnya - adalah negara penganut ideologi komunisme. Hungaria sendiri sebenarnya sempat berusaha menanggalkan ideologi komunismenya pada tahun 1956. Namun akibatnya bagi mereka sungguh tragis karena tak lama sesudahnya, Hungaria langsung diinvasi oleh raksasa komunis Uni Soviet.
Invasi yang dilancarkan oleh Uni Soviet ke Hungaria di tahun 1956 bertujuan untuk menggagalkan Revolusi Hungaria, aksi protes besar-besaran di Hungaria yang diikuti dengan upaya penggantian rezim di Hungaria dari yang semula komunis menjadi rezim yang lebih demokratis. Invasi tersebut berakhir dengan keberhasilan Uni Soviet menggagalkan Revolusi Hungaria, sehingga rezim komunis yang dekat dengan Uni Soviet tetap berkuasa di Hungaria hingga lebih dari 3 dekade berikutnya.
LATAR BELAKANG
Tak lama sesudah berakhirnya Perang Dunia II, Uni Soviet menduduki Hungaria dengan tujuan menjadikan Hungaria sebagai negara komunis sekutu Uni Soviet di Eropa Timur. Matyas Rakosi selaku pentolan dari Kommunistak Magyarorszagi Partja (KMP; Partai Komunis Hungaria) naik sebagai pemimpin baru Hungaria atas restu Soviet. Selama kepemimpinan Rakosi, ribuan orang Hungaria yang tidak sejalan dengannya ditangkap, disiksa, & bahkan dibunuh tanpa proses peradilan yang layak. Aktivitas penyensoran media & larangan mengkritik pemerintah juga diberlakukan oleh Rakosi.
Peta dari Hungaria
Era kepemimpinan Rakosi juga ditandai dengan menurunnya perekonomian Hungaria. Penyebab utama mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena kesalahan pengelolaan ekonomi di mana kebijakan-kebijakan seperti nasionalisasi lahan pertanian & pembangunan yang menitikberatkan pada sektor industri berat membuat penyediaan kebutuhan-kebutuhan hidup yang mendasar seperti bahan makanan menjadi terabaikan. Akibatnya, standar hidup rakyat Hungaria mengalami penurunan & kelangkaan bahan pokok di seantero negeri menjadi hal yang lumrah.
Kebijakan-kebijakan Rakosi yang sudah disebutkan di atas tadi pada gilirannya membuat pemerintahan Rakosi tidak populer di mata rakyat Hungaria. Kendati demikian, mereka tidak berani melawan karena khawatir akan ditindas oleh aparat Hungaria yang patuh kepada Rakosi. Namun situasinya mulai berubah ketika Joseph Stalin selaku pemimpin Uni Soviet meninggal di tahun 1953. Meninggalnya Stalin lalu diikuti dengan munculnya gerakan reformasi di partai-partai komunis Eropa Timur, tak terkecuali di Hungaria. Rakosi selaku pemimpin dari KMP posisinya digantikan oleh Imre Nagy yang sikap politiknya cenderung lebih lunak & terbuka.
Bulan Mei 1955, negara-negara komunis Eropa Timur mendirikan organisasi Pakta Warsawa (Warsaw Pact) untuk mengimbangi kekuatan NATO selaku organisasi multinasional milik Blok Barat. Salah satu poin kesepakatan penting dalam Pakta Warsawa adalah negara-negara anggotanya tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Nagy berharap, poin tersebut bisa mencegah Uni Soviet & negara komunis lainnya ikut campur urusan dalam negeri Hungaria saat dia memberlakukan reformasi politik negaranya.
Suasana dalam demonstrasi di Poznan, Polandia
Bulan Juni 1956, muncul aksi demonstrasi besar-besaran di Polandia di mana aksi demonstrasi tersebut sukses mengangkat Wladyslaw Gomulka yang pro reformasi sebagai pemimpin Partai Komunis Polandia. Naiknya Gomulka lantas diikuti dengan negosiasi antara rezim komunis Polandia dengan Uni Soviet. Hasilnya, Uni Soviet setuju untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran pada pemerintahan Polandia yang sebelumnya sangat otoriter & dikontrol ketat oleh Soviet. Keberhasilan aksi protes di Polandia tersebut lantas menginspirasi rakyat Hungaria untuk melakukan aksi protes serupa dengan harapan bisa mewujudkan reformasi politik di Hungaria.
BERJALANNYA KONFLIK
Munculnya Gerakan Revolusi & Invasi Gelombang Pertama (Oktober 1956)
Tanggal 23 Oktober 1956, puluhan ribu demonstran anti-komunis Hungaria menggelar aksi protes di dekat patung József Bem, pahlawan nasional Hungaria yang berdarah Polandia. Hanya dalam waktu singkat, jumlah orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi tersebut langsung membengkak menjadi sekitar 200.000 orang & lokasi demonstrasi juga sudah berpindah ke depan gedung parlemen Hungaria. Dalam aksi demonstrasi tersebut, para demonstran merobek bendera rezim komunis Hungaria & menumbangkan patung Stalin raksasa yang ada di Budapest, ibukota Hungaria.
Pada malam hari di tanggal yang sama, sejumlah besar rakyat Hungaria juga berdemonstrasi di sekitar gedung radio Budapest. Awalnya mereka ingin menggunakan radio tersebut untuk menyuarakan tuntutannya, namun upaya mereka tidak terwujud karena dicegah oleh polisi Hungaria yang menjaga ketat stasiun radio tersebut. Kerusuhan pun mulai pecah & para polisi Hungaria mulai memakai gas air mata serta peluru tajam untuk meredam aksi para demonstran. Korban mulai berjatuhan, namun nyali para demonstran tetap tidak surut & mereka mulai mempersenjatai dirinya untuk melawan balik polisi-polisi Hungaria.
Para demonstran Hungaria di samping patung Stalin yang sudah roboh
Merespon situasi di Hungaria yang semakin berlarut-larut, Erno Gero yang berposisi sebagai sekretaris KMP lantas meminta bantuan kepada Uni Soviet untuk membantu meredam aksi demonstrasi. Uni Soviet lantas meresponnya dengan mengirimkan sejumlah kecil pasukan yang dilengkapi tank ke Budapest pada tanggal 24 Oktober 1956. Masuknya pasukan Soviet tidak membuat nyali para demonstran kecut. Mereka mulai mendirikan barikade di Budapest & bahkan dilaporkan berhasil merampas beberapa tank milik pasukan Soviet. Di tanggal yang sama, Nagy juga diangkat sebagai perdana menteri Hungaria yang baru.
Tanggal 25 Oktober 1956, polisi menembaki para demonstran yang berkumpul di depan gedung parlemen Hungaria. Para demonstran yang sudah memiliki senjata hasil rampasan dari pihak militer & kepolisian Hungaria lantas melancarkan tembakan balik sehingga konflik pun pecah. Militer Soviet mulai semakin sering terlibat kontak senjata dengan para demonstran yang mayoritasnya hanya bersenjatakan bom molotov. Budapest berubah menjadi medan perang & ratusan orang yang mayoritasnya berasal dari kubu demonstran anti-komunis dilaporkan tewas.
Tanggal 28 Oktober 1956, Nagy yang kini menjabat sebagai perdana menteri Hungaria lewat siaran radio berjanji akan segera melakukan reformasi politik & meminta para demosntran anti-komunis untuk berhenti berperang di jalanan Hungaria. Nagy juga menyatakan akan segera mengupayakan penarikan mundur pasukan Soviet keluar Hungaria & membolehkan penggunaan bendera Hungaria sebelum era komunis. Hasilnya, di tanggal yang sama gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai berhasil diwujudkan & pasukan Soviet keluar dari Budapest sejak tanggal 30 Oktober.
Invasi Gelombang Kedua & Gagalnya Revolusi (November 1956)
Imre Nagy, pemimpin Hungaria di era revolusi
Sejak akhir bulan Oktober 1956, kondisi di Hungaria bisa dikatakan sudah jauh lebih kondusif. Nagy lantas memanfaatkan momentum ini untuk mulai menjalankan upaya-upaya reformasi politiknya. Tahanan-tahanan politik mulai dibebaskan. Partai-partai politik yang sebelumnya dilarang oleh rezim Rakosi diperbolehakn untuk ikut bergabung ke pemerintahan baru Hungaria era Nagy. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang berbau komunisme mulai ditanggalkan secara perlahan-lahan & serikat-serikat pekerja yang sebelumnya dilarang di era komunis diminta untuk membantu mengatur aktivitas pemerintahan di daerah-daerah.
Tanggal 1 November 1956, Nagy secara resmi mengumumkan bahwa Hungaria keluar dari Pakta Warsawa. Tindakan Nagy tersebut langsung menghentak Uni Soviet yang khawatir kalau keluarnya Hungaria dari Pakta Warsawa - dikombinasikan dengan kebijakan-kebijakan reformasi politik yang dijalankan oleh Nagy - akan membuat Hungaria semakin jauh dari pengaruh Uni Soviet & kelak bisa dimanfaatkan oleh negara-negara Barat untuk menggoyang stabilitas Uni Soviet dari arah Eropa Timur.
Tanggal 3 Oktober 1956 di bawah kode sandi "Operasi Angin Puyuh" (Operation Whirlwind), sekitar 30.000 tentara Uni Soviet yang dilengkapi dengan tank berjumlah 1.000 lebih bergerak dari perbatasan Uni Soviet & Hungaria menuju ibukota Budapest. Hari berikutnya, mereka mulai memasuki Budapest dari utara & dari selatan. Budapest pun kembali berubah menjadi medan perang. Para tentara Hungaria yang dibantu oleh penduduk setempat berusaha melawan sekuat tenaga, namun pasukan Soviet yang dari segi persenjataan memang lebih komplit pada akhirnya berhasil menguasai Budapest sejengkal demi sejengkal.
Milisi-milisi pro Revolusi Hungaria yang sedang bersiaga
Tanggal 4 Oktober pagi alias tanggal saat pasukan Soviet pertama kali memasuki Budapest dalam invasi gelombang keduanya, Nagy sempat melakukan siaran radio untuk mengumumkan bahwa pasukan Uni Soviet telah menginvasi ibukota negaranya. Nagy juga meminta bantuan dunia internasional untuk menghantikan tindakan Uni Soviet tersebut, namun pada akhirnya tidak ada pihak asing yang mau mengirimkan bantuan untuk membantu Hungaria. PBB sebenarnya sempat mengeluarkan perintah bagi Soviet untuk menghentikan agresinya, namun perintah PBB tersebut tidak ditanggapi oleh Uni Soviet yang memilih untuk terus melanjutkan serangannya ke seantero Hungaria.
Kembali ke medan perang. Sekitar 3 jam sesudah Nagy pertama kali mengumandangkan siaran radionya, stasiun radio tempatnya melakukan siaran berhasil diduduki oleh pasukan Soviet. Sebagai akibatnya, pemerintah Hungaria tidak bisa lagi mengkoordinasi rakyatnya untuk mengangkat senjata melawan Soviet & aksi perlawanan para milisi setempat mulai bisa ditumpas. Selama bertempur, pasukan Soviet cenderung bertindak membabi buta dengan menembaki setiap rumah & manusia yang ada dalam jangkauan mereka karena aksi spontan para penduduk setempat dalam menahan laju pasukan Soviet.
Selama berlangsungnya invasi Soviet di tanah Hungaria, lokasi pertempuran paling sengit berada di kawasan industri Budapest di mana pasukan Soviet harus melancarkan serangan artileri & pemboman besar-besaran untuk bisa menduduki kawasan tersebut. Di luar Budapest, pertempuran paling sengit terjadi di kota Cegled & Dunaujvaros, Hungaria tengah. Dalam pertempuran di kedua kota tersebut, pasukan Uni Soviet terlibat kontak senjata dengan milisi-milisi setempat hingga tanggal 11 November yang juga merupakan akhir dari pertempuran Soviet di Hungaria.
KONDISI PASCA INVASI
Suasana kota Budapest pasca pertempuran
Invasi Uni Soviet ke Hungaria mengakibatkan sekitar 3.000 orang tewas & belasan ribu lainnya luka-luka. Mereka yang masih hidup & berjumlah mencapai puluhan ribu ada yang dipenjara atau dideportasi ke Uni Soviet. Selama invasi fase kedua, sekitar 200.000 rakyat Hungaria juga melarikan diri keluar Hungaria untuk menghindari perang. Di pihak Uni Soviet sendiri, jumlah korban tewas di pihak mereka mencapai 700 orang lebih di mana sebagian dari korban tewas tersebut dibunuh oleh pihak Soviet sendiri karena menolak untuk ikut bertempur. Pasukan Soviet sendiri tetap ditempatkan di Hungaria hingga tahun 1991.
Ditinjau dari aspek sosial politik, invasi Uni Soviet berhasil menggagalkan revolusi Hungaria sehingga Hungaria tetap menjadi negara komunis sekutu Soviet hingga tahun 1990. Pasca invasi, Janos Kadar naik sebagai perdana menteri Hungaria yang baru & ia menerapkan sejumlah kebijakan untuk mendongrak perekonomian Hungaria tanpa menanggalkan ideologi komunis negara tersebut. Nagy selaku tokoh penting dari revolusi Hungaria sendiri sempat bersembunyi di gedung kedutaan besar Yugoslavia, namun ia akhirnya ditangkap oleh Uni Soviet sebelum kemudian dieksekusi pada tahun 1958.
Memasuki akhir dekade 1980-an yang juga merupakan akhir dari era Perang Dingin, Hungaria mulai memasuki periode menuju era demokrasi. Tanggal 23 Oktober yang juga merupakan tanggal dimulainya aksi protes di tahun 1956 dijadikan sebagai hari libur nasional di Hungaria. Imre Nagy yang di era rezim komunis dicap sebagai pembangkang namanya dibersihkan & jasadnya dikubur kembali secara hormat pada bulan Juni 1989. Di tahun 1991, pasukan Soviet ditarik sepenuhnya dari Hungaria & Boris Yeltsin selaku pemimpin Rusia - negara penerus Uni Soviet pasca Perang Dingin - meminta maaf secara resmi atas tindakan Uni Soviet saat menginvasi Hungaria.
RINGKASAN PERANG
1. Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : Oktober - November 1956
- Lokasi : Hungaria
2. Pihak yang Bertempur
(Negara) - Uni Soviet
(Grup) - aparat pro komunis Hungaria
melawan
(Grup) - milisi-milisi pro Revolusi Hungaria
3. Hasil Akhir
- Kemenangan pihak Uni Soviet
- Revolusi Hungaria berakhir dengan kegagalan
4. Korban Jiwa
- Uni Soviet : 722 jiwa
- Hungaria : 3.000 jiwa
REFERENSI
BBC News - Timeline : Hungarian Revolution
National Security Archive - The 1956 Hungarian Revolution
Wikipedia - Hungarian Revolution of 1956
Wikipedia - Hungary
Streicker, Sarah. "Soviet Intervention in the Hongarian Revolution of 1956". (file PDF)
republik-tawon.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.